NIKMAT SHALAT DHUHA



         Awalnya saya merasa shalat dhuha itu hanya shalat sunnah biasa saja dan tidak memiliki keistimewaan. Saya berpendapat seperti itu karena saat itu saya sama sekali belum merasakan nikmat dari shalat dhuha. Berkali-kali saya shalat dhuha tetapi saya belum merasakan nikmat itu. Ternyata setelah bertanya kepada guru saya, orang tua dan teman-teman yang telah merasakan nikmat dari shalat dhuha, ada dua hal yang terlewatkan ketika saya melaksanakan shalat dhuha.
            Dua hal yang terlewatkan adalah keikhlasan dan kesabaran. Memang benar, saat mengerjakan shalat dhuha saya tidak peduli dengan ikhlas atau tidak ikhlasnya saya melakukan shalat dhuha. Yang ada dipikiran saya adalah setelah mengerjakan shalat dhuha secara rutin, saya akan mendapatkan nikmat yang besar. Tapi saya salah. Nikmat shalat dhuha hanya bisa dirasakan oleh orang yang mengerjakan shalat  dengan ikhlas dan sabar. Mengerjakan shalat dhuha berkali-kali tanpa keikhlasan dan kesabaran itu tak akan berarti apa-apa.
            Jika kita mengerjakan shalat dhuha dengan ikhlas dan senantiasa bersabar maka Allah akan menurunkan rizki diatas langit, mengeluarkannya jika ada di dalam bumi, memudahkannya jika rezeki itu sukar didapatkan, mensucikan jika haram, didekatkan jika rezeki itu jauh dan Allah juga akan melimpahkan segala apa yang telah Allah limpahkan kepada hamba-hambanya yang shaleh.
Suatu hari saya merasakan himpitan ekonomi keluarga. Saya ingin kuliah. Tapi uang untuk biaya pendaftaran pun tak ada. Motivasi saya ingin kuliah adalah saya ingin mengubah keluarga saya menjadi lebih baik dan terbebas dari kemiskinan yang selama ini saya alami. Saya teringat akan nikmatnya shalat dhuha yang dahulu dijelaskan guru saya saat di SMK.
Dari situ saya berusaha untuk mendapatkan nikmat dari shalat dhuha. Saya mulai rutin kembali mengerjakan shalat dhuha di jam istirahat sekolah ataupun saat di hari libur. Ikhlas dan sabar pun saya terapkan. Hingga suatu hari nikmat itu datang. Setelah bersabar menunggu dan ikhlas saya mendapatkan nikmat itu. Ya, nikmat shalat dhuha.
Saya dipanggil ke kantor Kepala Sekolah. Saya bingung. Ada apa saya dipanggil? Padahal semua iuran SPP sudah saya lunasi dari beasiswa SMK, atau karena ada masalah dengan teman? Tak mungkin, saya tak pernah punya masalah dengan teman satu sekolah. Ketika dipersilakan duduk oleh Bapak Kepala Sekolah, saya masih berpikir kenapa saya dipanggil. Hingga akhirnya dia mulai bicara : “Hmm… saya mau menyampaikan pesan dari Ketua Yayasan. Sebulan yang lalu kamu kan berhasil jadi Juara 2 Web Design tingkat Provinsi, nah, pihak Yayasan merasa kalau kamu sudah membawa nama baik Yayasan Islamiyah di Banten. Maka dari itu kamu mendapatkan beasiswa tambahan dari pihak Yayasan sebesar 700 ribu. Silakan kamu tanda tangan di kertas ini untuk tanda bukti kalau kamu sudah menerima uang beasiswa.”
Saya kaget, tak percaya, Apakah ini nikmat shalat dhuha yang sebenarnya? Subhanallah, nikmat yang ia berikan lebih dari cukup. Setelah mengerjakan shalat dhuha dengan ikhlas dan selalu bersabar serta tak lupa berusaha, akhirnya nikmat shalat dhuha yang saya tunggu itu datang. Bahkan melebihi apa yang saya minta. Setelah itu saya mulai termotivasi untuk terus mengerjakan shalat dhuha dengan keikhlasan dan juga kesabaran. Itulah sedikit cerita tentang pengalaman saya berakhlak kepada Allah. Mudah-mudahan pembaca menjadi terinspirasi dengan kisah yang saya alami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PENELITIAN SOSIOLOGI AGAMA

PRAKTIKUM 3 AKHLAK TASAWUF